Adakah peran kita dalam Kehancuran?
Ini adalah kisah di masa depan, ketika alam tidak lagi ramah.
Setiap kota diselubungi kubah kaca, karena oksigen alami tak lagi cukup untuk menghidupi manusia. Hidup manusia ditopang oleh sebuah mesin pemasok oksigen yang besar luar biasa.
Salah satu kota bernama RACUST mengalami kekurangan energi karena pasokan bahan bakar terputus akibat bencana.
Sang Gubernur gusar, karena sadar dalam waktu beberapa hari maka mereka akan kehabisan oksigen kalau tidak ada pasokan energi.
Akhirnya Gubernur mengumumkan setiap warga harus menyumbangkan secangkir minyak untuk mesin pemasok oksigen kota. Sebenarnya warga juga membutuhkan minyak untuk kebutuhan rumah tangga mereka yang semakin menipis, tapi mereka harus memenuhinya karena ancamannya adalah penjara. Agar tidak dikorupsi, semua warga berkumpul berbaris untuk menuangkan bensin mereka langsung ke mesin utama.
Salah seorang warga bernama EGOS punya ide brilian untuk dirinya.
Melihat begitu banyak warga yang antri, dan sedikitnya penjaga, ia merasa punya peluang berhemat.
“Daripada kehabisan minyak di rumah, lebih baik aku nyumbang air saja. Tak akan terasa bedanya secangkir air di dalam jutaan cangkir minyak” pikirnya.
Akhirnya EGOS mengantri, berjalan, dan selalu berusaha menghindari pemeriksaan penjaga. Ketika tiba di depan mesin, dengan lega ia menuangkan air ke dalam tangki mesin, dan ia merasa bebas dan berhasil mengelabui pemerintah kota.
“Aku bebas penjara, tanpa harus kehilangan setetes minyak pun” katanya bangga.
Setelah semua warga menyumbangkan minyaknya, gubernur pun menekan tombol untuk yang mengalirkan minyak warga ke mesin utama. Semua bersorak sorai karena mereka bisa bertahan lebih lama sampai pasokan minyak datang.
Beberapa menit berselang, mesin tiba-tiba mengeluarkan bunyi aneh, berasap, panas dan tak lama kemudian mesinnya mati.Warga panik, semua panik. Kini mereka hanya bisa hidup beberapa jam saja sampai mereka kehabisan oksigen.
Gubernur segera memerintahkan teknisi untuk memperbaiki mesin, tapi sayangnya kerusakan mesin ini mungkin tak sempat diperbaiki dalam waktu singkat, kerusakannya menyebar. Mungkin sebelum mesin diperbaiki rakyat sudah mati.
Gubernur begitu kaget setelah mengetahui apa penyebab rusaknya mesin.
Tahukah kenapa mesin tersebut hancur?
Ternyata EGOS bukan satu-satunya yang EGOIST di negeri RACUST yang rakyatnya memang RAKUS.
Egos merasa dirinya sendiri yang curang sehingga tidak akan berpengaruh, tetapi ternyata semua warga juga berpikir demikian. Setiap orang merasa “Kalau aku tukar air, tidak akan ada pengaruhnya”
Ternyata semua warga hanya menyumbangkan air bukan minyak.
Mereka merasakan sendiri akibatnya.
Mereka bisa binasa karena setiap orang berpikir hanya memberi sedikit kontribusi kehancuran.
Tanpa sadar mereka menghancurkan diri bersama-sama.
Apakah ini terjadi dalam kehidupan kita?
Anda pernah melihat oknum aparat di jalan yang menerima tip Rp 5.000 – Rp 10000 dari supir truk, atau uang damai Rp 50.000, pernah mengurus KTP yang, atau ngurus paspor yang naik berkali lipat, mengurus surat tanah yang lambat, dsb.
Setiap oknum merasa mereka cuma korupsi sedikit saja, tapi akibatnya kemerosotan mental bangsa secara menyeluruh, dan kepercayaan yang rendah dari masyarakat.
Korupsi kecil ini justru merusak citra aparat yang jujur secara keseluruhan.
Kita kadang belajar malas-malasan atau bekerja malas malasan.
Kita pikir, “Biarin aja gue malas, masa depan gue ini yang hancur”.
Padahal kalau semua berpikir demikian, bangsa ini yang hancur.
Kita buang sampah kecil sembarangan.
Karena yang melakukan semua orang Negara kita menjadi kotor.
Camkan !
Kontribusi kecil kita dalam keburukan mungkin mempunyai daya hancur yang tidak terbayangkan!
by : Isa Alamsyah Group Bisa! on Facebook
0 komentar:
Posting Komentar